7 TEMPAT AFTERNOON TEA DILMAH DI BANDUNG
Dilmah Real High tea Challenge Cafe and Restaurant in Bandung
Sering dengar istilah Afternoon tea kan? Awalnya istilahafternoon tea ini dikenal di kalangan bangsawan Inggris pada tahun 1800-an. Biasanya disediakan teh plus cemilan kecil buat nemenin teh nya. Penampilannya pun katanya harus cantik, mulai dari poci teh sampai taplak meja tertata dengan baik.
Nah, belakangan tradisi afternoon tea ini mulai booming juga di Bandung-Jakarta. Banyak cafe dan resto yang menyediakan menu-menu afternoon tea. Buat kami pribadi ‘ngeteh sore-sore’ ini menyenangkan, apalagi kalo sekalian kumpul chit-chat bareng temen-temen. Ngomong-ngomong soal teh, salah satu brand teh ternama di dunia favorit kami adalah Dilmah. Makanya kami excited banget waktu tau bakal ada Dilmah challenge untuk beberapa cafe-resto Bandung dengan tema afternoon tea. Pasti seru!
Ada 8 tempat yang join kompetisi Dilmah Real High Tea Challenge Cafe & Restaurant ini, diantaranya adalah L’Societe, Kirbs, The Peak, Ozt Cafe, Chubby Bunny, Porto, Cocorico, dan Javana Bistro. Sayangnya pas event berlangsung kami berhalangan hadir jadi nggak sempat kenalan sama juri-jurinya, tapi kami menyempatkan diri untuk berkeliling ke cafe-cafe tersebut untuk mereview menu afternoon tea nya. Berikut ulasan menu-menu tempat yang kami datangi:
1. L’Societe
jl. Ir. H. Djuanda no. 106, Dago, Bandung
Cafe pertama yang kami datangi adalah L’Societe, salah satu cafe bertema fine dining di Bandung. Suasana tempatnya enak, simpel tapi elegan. Ini beberapa menu yang kami coba untuk Dilmah Challenge disini:
Pork Belly With Lapsang Souchong Tea:
Pork Belly yang dimasak dengan Lapsang Souchong Tea dari Dilmah. Plating pork bellynya cantik banget untuk menu fine dining. Rasanya juga enak, ada aroma yang sedap dari teh nya.
Earl Grey Scallops
Sebenarnya kami bukan pecinta earl grey, tapi entah kenapa kami suka banget menu scallops di L’societe ini padahal ada earl grey nya. Nice one!
Sweet Oeuf a la Coque
Kalo biasanya Oeuf a la Coque dinikmati ketika sarapan pagi, L’Societe bikin menu ini jadi dessert untuk afternoon tea. Cangkang telurnya dibuat dari white chocolate, diisi dengan something sweet. Konsep yang cukup menarik
2. The Peak Restaurant
Jl. Desa Karyawangi KM 6,8 No. 388, Ciwaruga, Parongpong, Bandung Barat. (Masuk dari Sersan Bajuri, lurus terus nanti ada plang petunjuk jalan)
Restoran dengan view cantik yang sudah ada sejak lama di Bandung salah satunya adalah The Peak. Terletak di ketinggian 1210 m diatas laut bikin city view di The Peak bagus banget. Asyik deh afternoon tea sambil menikmati pemandangan disini. Ini menu yang kami coba disini:
Grunggas’s Delight pairing with Fruits Pie
Pertama kali menu mocktailnya keluar kami mengira ini bandrek. Ternyata setelah diminum, Grunggas’s delight ini terbuat dari ginger tea yang dicampur dengan caramel syrup. Mirip bandrek tapi dengan rasa yang lebih elegan dan wangi caramel. Cocok sekali dengan udara The Peak yang dingin.
Cocktail Peak Chai
Untuk menu cocktailnya, The Peak menyajikan Peak Chai yang berbahan dasar mint tea dari Dilmah. Ada ingredientslain yang dicampurkan diantaranya passion fruit syrup danmidori (sejenis liqour dengan rasa melon). Rasanya cukup unik dan alkoholnya nggak strong sehingga bukan penggemar alkohol seperti kami pun masih bisa menikmatinya. Pairingnya juga cukup enak, kami suka dengan smoked salmon yang memakai garnish jeruk diatasnya.
3. Cocorico
Jl. Bukit Pakar Timur no. 19, Dago, Bandung
Dekor Cocorico cafe yang dibuat seperti green house cukup membuat kami terkesan dengan cafe ini. Nyamaan banget, kalo menurut kami sangat cocok untuk afternoon tea. Hampir di semua bagian ada tanaman sebagai dekorasi.
Hidangan pembuka di Cocorico diawali dengan Brilliant Breakfast Tea Dilmah yg di pairing dengan plater berisi cemilan tradisional. Ada cireng oncom, mendoan, tahu cabe garam, dan lumpia isi jamur. Brilliant Breakfast tea Dilmah ternyata cocok loh dinikmati bareng makanan tradisional Indonesia. Bisa ditambah susu dan gula juga.
Grilled Tenderloin Marinated with Lapsong Souchong Tea
Hidangan utamanya, Grilled Tenderloin Marinated with Lapsong Souchong Tea. Kalo steak yang di-marinated dengan wine atau beer kami sudah pernah coba sebelumnya. Tapi kalo marinated dengan teh, baru coba disini. Aroma yang kuat dari Lapsong Souchong tea bikin steaknya gurih danaromatic!
Pannacotta Greentea
Nah, hidangan dessert ini juga salah satu favorit kami. Pairing pannacota greentea dengan greentea with jasmine nya cocok banget. Menghadirkan rasa baru yang unik pas dimakan bareng. Ada rasa segar dari jasmine yang sweet. Enak dan wangi!
4. Chubby Bunny
Jl. Trunojoyo no. 44, Bandung
Chubby Bunny menggunakan tema Alice in Wonderland. Untuk menu pure brilliant breakfast diberi nama Mad Hatteryang di paired dengan Tarte Passion Berry ala White Queen. Ketika dicampur rasa yang muncul dari teh cukup mengatasi rasa manis dari kue
Red Queen Fresh Citrus Jasmine tea
Open Face Caterpillar Chicken Wellington
Pada menu kedua, ada Red Queen Fresh Citrus Jasmine tea yang di paired dengan Open Face Caterpillar Chicken Wellington. Menurut kami, secara individu makanan ini sudah enak tanpa di pairing, chicken wellington-nya terasa gurih ditambah mushroom sauce. Citrus Jasmine tea nya pun fresh, rasa segar dari citrus membuat teh ini menjadi stand out. Ketika di pairing, aroma dari jasmine tea membuat rasa chickennya menjadi lebih light!
Chubby Bunny Greentea Jasmine Mouse
Jasmine tea dari Dilmah ternyata cocok untuk dibikin menu-menu dessert dingin seperti ini. Greentea Jasmine Mouse ini terdiri dari 3 lapisan. Paling bawah adalah mango gel yang segar, dilanjut jasmine mouse dan green tea. Ada kacang dan crouton yang ditambahkan untuk unsur crunchy. Rasa mousenya enak, teksturnya hampir seperti pannacotta.
5. Porto
Jl. Setiabudhi no. 35, Bandung
Diantara 7 tempat yang kami datangi, Porto salah satu favorit kami. Konsep makanan, tampilan makanan, kecocokan makanan dengan teh, sampai dekorasinya benar-benar dipikirkan dengan baik. Kebetulan chef di Porto, Chef Eric Lowell memang salah satu chef favorit kami di Bandung. Konsep mereka di afternoon tea ini, 3 fase terpenting dalam kehidupan manusia: Kelahiran, Pernikahan, dan Memori (masa tua).
Fase pertama, kelahiran:
Cocotte De Saumon & Lapsang Souchong Tea
Terdiri dari salmon tartar, crispy croutons, telur puyuh setengah matang, dan caviar yang di pairing dengan Lapsang Souchong tea. Mereka menyajikan menu tema kelahiran ini di cangkang telur yang disimpan dalam sangkar burung. Kerasa banget kan konsep ‘kelahiran’ dengan adanya telur ini? Cukup kaget melihat platingnya yang super niat. Selain platingnya yang cantik, pairing antara Cocotte De Saumon dengan Lapsang Suochong ternyata menghasilkan rasa baru yang enakk banget di mulut. Ada sensasi smokey begitu teh masuk ke mulut, sehingga meninggalkan after taste smoked salmon di lidah. Suka banget sama menu ini!
Fase kedua, pernikahan:
Almond Lava Cake & Pepper Mint Hopper
Terdiri dari Molten Cake yang dipadukan dengan Italian Almond Tea dan Belgium Chocolate. Seperti pahit manisnya kehidupan berumah tangga, molten cake ini juga rasanya manis tapi ada after taste pahit. Awalnya memang terasa seperti molten cake biasa, tapi setelah di pairing dengan Pepper Mint Hopper mulai muncul rasa yang baru. Molten cake yang manis pahit itu tiba-tiba berubah di mulut kami seperti menjadi cokelat dengan isi alkohol. Ini juga enak banget!
Fase ketiga, Memori:
Cod Imperika
Masa tua adalah masa dimana kita mengenang segala sesuatu yang pernah terjadi di masa muda. Menu ketiga ini terdiri dari grilled black cod (ikan cod hitam) yang disajikan di atas roti panggang dan memakai cream yang dipadukan dengan jasmine tea. Garnish yang digunakan disini adalah black caviar. Sesuai dengan konsep masa tua, dimana orang tua tidak bisa memakan makanan yang keras, bahan yang digunakan pada menu ini empuk dan easy to eat. Little bit salty, tapi masih enak dimakan
6. Javana Bistro
di dalam PVJ Mal
Konsep sajian dari Javana Bistro juga cukup menarik yaitu dengan mengangkat tema signature street food. Ada menu Colenak, Kolak Pisang, dan Ambokue yang diangkat ke dalam menu.
Mungkin banyak diantara kalian yang nggak tau apa itu ambokue. Padahal ambokue ini salah satu jajanan khas Bandung loh. Terbuat dari tepung beras dengan tekstur mirip carrot cake dan biasanya disajikan dengan daging babi. Karena yg ikut kompetisi nggak semua bisa makan babi, mereka mengganti unsur non halal nya dengan paru sapi agar bisa dimakan semua orang. Kreatif!
Untuk menu colenak dan kolak pisangnya pun mereka sajikan dengan baik. Kolak pisang dibikin menjadi pannacotta, santannya menjadi pannacota dan diberi topping pisang berbumbu gula merah. Colenaknya pun disajikan mirip dengan pastry yang cantik.
Untuk menu cocktailnya, Javana Bistro sukses mencuri perhatian kami. Perpaduan antara lemon, teh, dan alkoholnya enak dan segar! Tambahan meringue diatasnya juga selain mempercantik menambah unsur manis pada cocktailnya Ternyata Javana Bistro memang cafe mixology pertama di Bandung, pantas cocktailnya juara!
7. Ozt Cafe
Taman Kopo Indah 1 blok Q no 6,7&8 Bandung
Ozt cafe tempat terakhir yang kami datangi. Harusnya ada 8 cafe, tapi sayang kami nggak sempat mampir ke Kirbs jadi nggak punya review dan foto disana. Nah, Ozt cafe ini spesialisnya steak sejak dulu. Mereka terkenal dengan saus barbecue nya yang enak. Untuk challenge dari Dilmah ini mereka membuat saus berbahan dasar Lapsang Souchong Tea. Ternyata walaupun jagoannya barbecue, saus baru ini nggak kalah enak loh.
Kami suka menu Tenderloin with Lapsang Souchong Tea ini. Dagingnya well done, tapi nggak alot pas dimakan. Bumbunya juga enak banget!
Save Our Planet
Pertama kali Chef Ozt datang membawa pot ini kami kira ini dessert pot yang sedang ngetrend di Bandung. Biasanya terdiri dari ice cream vanilla yang atasnya ditabur oreo bubuk seperti tanah. Setelah dicoba, ternyata Save Our Planet ini minuman! Kami kurang tau jelas bahannya apa, tapi yang kerasa ada perpaduan dari Almond Tea yang semi beku dan susu. Enak loh menu ini, salah satu favorit media dan blogger katanya
Nah, gimana pendapat kamu tentang afternoon tea? Asyik kan? Nggak cuma bangsawan ajah yang bisa punya tradisi ngeteh sore-sore ini, kita juga bisa koq. Karena sebenarnya yang terpenting bukan seberapa mahal teh dan makanan yg kita punya, melainkan bagaimana kita tau cara menikmatinya
sumber: http://duniakulinerbandung.com/7-tempat-afternoon-tea-dilmah-di-bandung/#more-1126
No comments:
Post a Comment